Sabtu, 04 Oktober 2008

SBY memberikan pembekalan kepada peserta Gladian Panji Geografi

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu, 1 November 2008 memberikan pembekalan dalam acara penutupan Gladian Panji Geografi di Situ Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. Dalam pembekalannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia yang secara geografi berada pada pertemuan 3 lempeng utama yaitu lempeng Eurasia, Australia dan Pasifik yang menjadikan wilayah kita rawan bencana alam yang disebut dengan istilah living on the edge. Selain itu , wilayah Indonesia juga rawan akan bencana gunung api yang memanjang mulai dari Aceh hingga Sulawesi dan dari Nusa Tenggara hingga Papua yang dikenal dengan istilah ring of fire. Disamping rawan akan bencana, kita juga dianugerahi kekayaan alam yang sangat besar baik di dasar laut, dalam tanah serta permukaan tanah. Kemudian lanjut Presiden dalam membangun negara ini kita juga harus memiliki modal kepribadian yang kokoh dan berkarakter kuat dalam menghadapi tantangan masa depan. Terkait dengan pembangunan kepribadian yang kokoh dan berkarakter di perlukan pelatihan-pelatihan.



Pelatihan bagi relawan tangggap bencana digelar sejak tanggal 28 Oktober dan ditutup pada Hari Sabtu, 1 November 2008 yang diikuti perwakilan organisasi pencinta Alam, SAR, dan lainnya. Kontribusi BAKOSURTANAL dalam pelatihan ini memberikan materi mengenai Konsep Dasar Pemetaan yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan, Edwin Hendrayana, Panduan membaca peta dengan menggunakan peta Rupabumi Indonesia, penggunaan GPS oleh Joni Efendi dan Yofri Furqani Hakim. Selain teori di kelas juga diberikan praktek GPS di lapangan yang diberikan oleh Team dari BAKOSURTANAL. Materi lainnya Mengenai Bumi Indonesia (T. Bachtiar dari Masyarakat Geografi Indonesia), Pandangan umum tentang Bencana (T. Wahyu dari Wanadri), Pemahaman Karakteristik Bencana (Imam Sadisun dari Mitigasi Bencana ITB)....
baca selengkapnya

Kamis, 06 Maret 2008

Honorary Engineering Geologist

Setelah menunggu sekian lamanya, IAGI akhirnya meluncurkan kembali beberapa sertifikat ahli, yang kali ini diberikan kepada para anggota Dewan Sertifikasi IAGI. Pemberian sertifikat ini dilangsungkan pada acara gala dinner di Campus Center ITB, 1 Maret 2008, sebagai bagaian dari rangkaian acara Workshop Nasional Migas oleh BP MIgas - LAPI ITB - IAGI. Untuk proses sertifikasi berikutnya, IAGI berharap kepada para anggota Dewan Sertifikasinya untuk dapat lebih produktif lagi menghasilkan ahli-ahli geologi yang bersertifikasi.



Dalam kesempatan ini, Dr. Eng. Imam A. Sadisun adalah salah seorang yang mendapatkan sertifikat dari IAGI, yaitu sebagai Ahli Kehormatan bidang Geologi Teknik (Honorary Engineering Geologist).

Sabtu, 01 Maret 2008

Antisipasi Bahaya Longsor

STV Bandung - Kejadian tanah longsor yang menimpa sebagian wilayah tanah air akhir-akhir ini, menjadi inspirasi bagi STV, salah satu stasiun TV di Bandung, untuk mengangkat topik "Antisipasi Bahaya Longsor" dalam suatu acara dialog khusus pada 4 Januari 2007 yang lalu. Dialog ini dikemas dalam acara berita sore "Daily Report", yang disiarkan antara pukul 16:30 - 17:30 WIB setiap harinya. Hadir dalam dialog ini adalah Dr. Eng. Imam A. Sadisun, seorang peneliti dari Kelompak Keahlian Geologi Terapan ITB.



Dalam kesempatan tersebut telah diulas beberapa hal yang terkait dengan topik tersebut
di atas, antara lain :

  • Faktor-faktor penyebab tanah longsor, yang bisa dibagi lagi dalam faktor kendali (pengontrol) dan faktor pemicu
  • Aktivitas-aktivitas manusia yang dapat memicu terjadinya tanah longsor
  • Tipe atau jenis tanah longsor yang banyak terjadi di Tanah Air
  • Potensi dan zonasi tanah longsor di Jawa Barat
  • Tanda-tanda sebelum (precursor) terjadinya tanah longsor
  • Usaha-usaha untuk mitigasi bencana tanah longsor, baik mitigasi struktural maupun non-struktural

Dari acara dialog ini, masyarakat, khususnya Jawa Barat, diharapkan dapat lebih mengenal dan paham dengan potensi bencana tanah longsor di sekitarnya. Lebih dari itu, masyarakat juga diharapkan dapat melakukan usaha-usaha antisipati terhadap potensi bencana tersebut.